Chapter 8. Hadiah Kaisar

Tidak lama kemudian, dari luar sel, suara langkah ringan bergema.
"Yang Mulia, obatnya - izinkan saya memanggil seorang wanita untuk menemui Anda," kata Xu Xi dengan suara pelan.
"Tidak diperlukan. Malam ini, saya akan menemaninya"
Tekanan tiba-tiba membengkak di dalam dada Long Fei-li. Memutar tubuhnya ke samping, dia terbatuk dan mengeluarkan semulut penuh darah.
"Yang Mulia-" kata Xu Xi segera, tapi dia melihat Long Fei-li melambaikan tangannya sebagai respon. Mengetahui bahwa Kaisar sudah menetapkan pikirannya, kata-kata Xu Xi tersendat sampai akhir.
"Apa kamu membawanya?"
"Apakah anda benar-benar berniat memberikan gulungan besi pada Permaisuri Nian?" Xu Xi berlutut di lantai dan menangis, "Yang Mulia, Saya memohon pada anda untuk mempertimbangkan kembali hal ini!"
Long Fei-li tersenyum. "Kamu telah menjadi lebih bertele-tele saat kamu bertambah tua"
Xu Xi, familier dengan karakter Kaisar yang keras hati, tidak berusaha memprotes lebih lanjut. memberikan benda itu pada Long Fei-li.
Itu diukir dengan indah, batu giok berwarna muda dan hangat untuk disentuh. Di wajahnya (Di atasnya) ada dua kata, diukir dengan teliti: zhu xian- untuk membunuh yang abadi. Di belakangnya ada dua kata lainnya diukir dengan presisi yang sama: shi shen- untuk membunuh dewa.
"Tidakkah anda bilang itu adalah gulungan besi? Kenapa itu berubah menjadi sepotong giok?" Dari antara kegelapan, sebuah suara mendadak menginterupsi, membawa sedikit kejutan.
Xu Xi berjalan mendekat dan bertanya dengan berat, "Bagaimana situasi di sana?"
Si pendatang baru mendengus sebagai respon tapi tidak mengatakan apapun,
Long Fei-li menggantung giok itu di leher Xuanji, jejak senyuman menyemarakkan wajahnya. "Qingfeng"
"Ya, senior"
Si pendatang baru berjalan ke depan dari bayangan sel penjara, ekspresinya rumit, berkedip-kedip dengan emosi yang tak terdeskripsikan.
Dengan suara yang tidak tergesa-gesa, Qingfeng berkata, "Mata-mata Permaisuri Janda pergi tidak lama setelah mereka melihat kereta anda sampai di Istana Qinfang. Ada yang lain- Yang Mulia, prediksi anda sangat akurat," Qingfeng berhenti, lalu melanjutkan. "Pangeran Zining - Long Liyu- telah diam-diam kembali ke ibukota, dan malam ini, dia adalah tamu di tempat tinggal Permaisuri Janda."
Xu Xi berkata dengan khawatir, "Yang Mulia"
"Situasi semakin kacau," kata Long Fei-li, ujung bibirnya terangkat dalam senyum pahit. "Keluarga Permaisuri Janda dari pihak ibu, memerintah pasukan dengan seratus ribu tentara, berkonspirasi untuk memilih Kaisar yang baru. Dan sekarang, dengan jatuhnya menteri Nian, masing-masing ketiga Pemimpin Feodal dengan pasukan elit mereka berjumlah lima puluh ribu pasukan masing-masing juga telah memasuki ibu kota dengan dalih melayani keluarga kekaisaran"
"Sedangkan kekuatan militer kita yang melindungi ibu kota hanya berjumlah empat puluh ribu. Dengan perang kita melawan Xiongnu masih dalam keadaan yang mengkhawatirkan, saya tidak bisa memanggil tiga ratus ribu pasukan tentara yang kuat yang sedang mempertaruhkan nyawa mereka di garis depan kembali ke ibu kota."
"Senior", kata Qingfeng, suaranya berat,  "Ketika waktunya tiba, saya, dengan kepala tentara bayaran yang lain, pastinya bisa mengamankan kepergian anda dari ibu kota"
"Siapa yang bilang saya akan pergi?"
Qingfeng tertegun sejenak. Matanya berkedip-kedip pada Long Fei-li, yang mana tatapannya tertuju pada sel.
Kepala sang Kaisar menunduk. DI kegelapan penjara, ekspresinya tidak bisa diuraikan tapi resolusi dalam suaranya terdengar jelas di keheningan.
"Saya tidak takut dengan situasi yang semakin kacau. Semakin hebat kebingungannya, semakin hebat kekacauannya, semakin bagus untuk kita. Jika hari ini situasinya tidak kacau, aku akan membuatnya."
"Yang Mulia..." kata Xu Xi dengan perhatian penuh.
"Saudaraku, Pangeran Zining, ingin menjadi Raja. Di waktu yang sama, Pemimpin Feodal mana yang kekurangan ambisi?" bibir Long Fei-li melengkung dalam penghinaan. "Ketika ketiga Pemimpin Feodal sedang dalam masa bersahabat, persatuan mereka hanyalah front yang didorong oleh kepentingan politik. Ketika terpisah, tidak ada dari mereka yang bisa mengukur kekuatan dan pengaruh Permaisuri Janda. Sekalipun, bersatu, yang mana dari mereka yang akan menikmati buah kemenangan?"
"Jika ini adalah perang melawan satu front persatuan, saya takut akan sulit bagi kita untuk menang. Tapi dengan aliansi mereka yang berkilauan dengan konflik, siapa yang mengatakan bahwa pihak ketiga tidak akan menjadi pemenangnya dan mengambil semuanya?"
"Yang Mulia berniat agar mereka mengurangi kekuatan mereka sendiri?" Qingfeng, yang tangannya tanpa sadar membelai rumbai yang tergantung di pedangnya, tiba-tiba bicara, kesadaran terbit di wajahnya.
"Itu hanyalah usaha terakhir. Saya masih berniat menggunakan prajurit mereka untuk melawan musuh asing kita. Korban mereka tidak harus sangat banyak"
Wanita di pelukannya bergerak, alisnya naik, seperti dia akan membuka mata dan terbangun. Melihat ini, Long Fei-li mengulurkan tangannya mendorong* titik akupuntur tidurnya. Meletakannya dengan lembut di lututnya, dia melepas jubah luarnya dan meletakannya di lantai, sebelum meletakannya (XJ) di atasnya, berhati-hati membungkus jubahnya di sekitar tubuhnya (XJ).
(Mendorong di sini pakai kata Prodded artinya: menusuk, mendorong,dll. bahasa jawanya menotok? ya, gitulah pokoknya)
DIa (LF-l) menggenggam tangannya, menatap pada pemandangan di luar jendela. Dia berkata, "Enam ratus ribu pasukan kuat Xiongnu terus mengobarkan perang di perbatasan kita, prajurit mereka berjumlah dua kali kita. Permaisuri Janda dan ketiga Pemimpin Feodal tertahan untuk memilih waktu darurat ini untuk memberontak. Jika Xi Liang ditaklukan, siapapun yang menginginkan takhta negara yang jatuh ini bisa membantu dirinya sendiri untuk itu"
"Senior, jika Anda tidak menyebarkan prajurit untuk melawan dalam perang ini dan mempertahankan negara Anda, siapa yang berani menantang Anda?" Qingfeng tertawa pahit. "Orang-orang itu adalah pecundang!"
"Jadi negara ini tidak harus ditaklukan" sebuah suara baru berkata, sembari suara langkah kaki yang cepat bergema.
"Panglima Duan?" Xu Xi, yang melihat si pendatang baru, bicara dalam keterkejutan.
Bahkan Qingfeng, yang biasanya merupakan pria dengan sedikit emosi, juga terkejut dengan kedatangan tiba-tiba Panglima Duan.
"Dalam pertempuran di Gunung Sundial, prajurit elit berjumlah lima ribu dipimpin olehmu mushan seluruhnya. Sebagai satu-satunya yang selamat, Anda seharusnya kembali ke ibu kota daripada menebus kejahatan Anda di medan perang?"
Sebuah pedang panjang terhunus.
Qingfeng mengulurkan tangannya dan mengacungkan pedangnya ke arah si pendatang baru, dan berkata dengan tajam, "Bagaimana kau tau Kaisar ada di sini?"
Mata terang dan berkilau, Panglima Duan hanya menaikkan alisnya dan menggertakkan giginya. Tanpa jejak ketakutan meski pedang mengancam diangkat ke arahnya, dia berjalan menuju pintu masuk sel. Berlutut, dia berseru,"Duan Yuhuan memberi salam pada Yang Mulia. Hidup Yang Mulia!"
Sebuah jarum perak dilepas dari dalam sel, menyapu ujung pedang Qingfeng ke samping. Terkejut, Qingfeng segera menyarungkan pedangnya.
"Bagaimana kabar Jendral Bai?" kata Long Fei-li setengah tersenyum.
"Jendral Bai telah menginstruksikan saya untuk menginformasikan Anda bahwa Xiongnu hanya akan menaklukan Gunung Sundial di atas mayatnya", kata Duan Yunhuan.
Long Fei-li mengangguk.
Duan Yunhuan mengambil dua kantong broklat dari dalam jubahnya, dan tersenyum, "Jendral Bai menginstruksikan saya untuk memberikan ini pada Anda dan Permaisuri Nian."
Long Fei-li menatap untuk melihat dua kantong emas dibordir dengan benang emerald. Salah satu kantong itu sedikit pudar warnanya, seolah-solah sering dipegang dan digenggam erat oleh seseorang.
Dalam suara tanpa emosi, Long Fei-li berkata,"Jika Bai Zhanfeng ingin memberi hadiah pada Xuanji, dia bisa melakukannya tanpa memberitahukannya padaku. Untuk hadiahku, dia bisa membuangnya"
Diperingatkan dengan kata-kata Long Fei-li, jari Duan Yunhuang mengerat beberapa saat di kantong. Meski biasanya dia adalah orang yang berani dan tanpa hambatan, saat ini, kata-katanya tersendat dan dia tidak berani bicara lebih jauh.
Qingfeng menatap pada tubuh yang berbaring di dalam sel penjara, tatapanya mendingin.
Xu Xi, di sisi lain, asyik dengan pikirannya sendiri.
Dengan kombinasi konflik internal dan invasi pihak asing, situasi politik di Xi Liang sangat genting. Meskipun komandan yang memimpin pasukan Xi Liang adalah jenius militer, Bai Zhanfeng, pertanyaan mendesak tetap ada: Apa mungkin bagi Bai Zhanfeng mempertahankan Gunung Sundial dengan pasukan berjumlah setengah dari Xiongnu?
Lebih lagi, Long Fei-li diam-diam memanggil Duan Yuhuan-yang sebelumnya juga dikirim untuk bertarung melawan Xiongnu- kembali ke ibu kota, sepertinya melahirkan lebih banyak motif yang membingungkan.
Bisakah Kaisar muda ini benar-benar membalikkan kekacauan? Ratusan tahun sejak pendirian dinasti Xi Liang, ini adalah pertama kalinya situasi suram muncul.
Dari dalam sel, suara batuk tiba-tiba berbunyi. Long Fei-li membatukkan darah sekali lagi.
Semua orang khawatir.
"Kasim Xu, ada apa dengan Yang Mulia?" tanya Duan Yuhuan cemas.
"Dia telah diracuni" (entah ini racun atau obat bius kayanya sih racun)
Qingfeng cemberut, "Senior, Anda sudah tau kalau Permaisuri Hua kebiasaan meracuni makanan Anda. Kenapa Anda masih pergi ke Istana Qinfang malam ini?"
Long Fei-li tidak membalas, tatapannya beristirahat pada Xuanji.
Gelombang dingin tiba-tiba menyapu Kasim Xu dengan lebih banyak kepingan puzzle untuk disusun.
Dari saat Long Fei-li mangajukan diri menemani Permaisuri Hui menuju undangan Permaisuri Janda sampai usulnya memperbolehkan Permaisuri Hua datang menemuinya malam ini, semua ini ada di dalam perhitungannya.
Long Fei-li tau dari serangan pada Xuanji akan berada di paviliun Permaisuri Janda, dan punya, tenang dan terkumpul, pergi untuk membantunya keluar dari situasi sulitnya. Setelah itu, dia telah menggunakan racun/obat Permaisuri Hua sebagai alasan baginya untuk membuat beberapa jarak dengannya (PHua). Semua ini dilakukannya untuk menghindari mata-mata Permaisuri Hua dan mengunjungi Internal Affairs*  saat malam. Meskipun penjara Internal Affair, dimana dia mengutus seorang penjaga untuk membatasi Xuanji, diperintah oleh orang kepercayaannya.
(Internal Affair: Urusan dalam negeri)
Xu Xi mengetahui ketika Long Fei-li muncul ke dunia sebagai pengatur yang sederhana dan terus terang di umur ke dua puluh, sebenarnya, Kaisar muda ini tegas dan kejam.
Siapa yang mengira bahwa, di saat-saat tertekan, orang sepertinya mengeluarkan banyak tenaga dan masalah hanya untuk melindungi seorang wanita?
"Jam berapa sekarang?" tanya Long Fei-li.
"Yang Mulia, ini hampir subuh" balas Duan Yuhuan.
Long Fei-li membungkuk dan memeluk Xuanji di lengannya sekali lagi. Dia berkata,"Qingfeng, kuduga Pangeran Zining dan Permaisuri Janda sudah menyelesaikan diskusi mereka sekarang. Ketika matahari terbit, Anda bisa membawa mata-mata mu.Aku akan menunggu kedatanganmu di kediamanku"
"Ya"
"Yuhuan, kembalinya dirimu secara rahasia ke ibu kota tidak boleh bocor. Sementara itu, kamu bisa fokus pada tugas yang kupercayakan padamu"
"Ya, Yang Mulia"
"Sekarang, kalian semua boleh pergi"
"Senior, ada satu hal yang tidak saya mengerti. Bukankah Anda ingin memberikan gulungan besi pada Permaisuri Nian? Tapi barangnya sebenarnya adalah sepotong giok" Qingfeng segera berhenti dalam kepergiannya dari sel, berputar kembali untuk menghadap Long Fei-li.
"Kamu khawatir tentang ini?" kata Long Fei-li. bibir melengkung dalam senyuman.
Duan Yuhuan, yang untuk pertama kalinya mendengar bahwa gulungan besi diberikan pada Permaisuri Nian, membelalakkan matanya.
Dengan tatapan tenang pada Duan Yuhuan, suara Long Fei-li menjadi serius saat dia berkata," Pernahkah kamu dengan tentang Xi Hai Xian Yantai?"
"Bukannya tempat itu hanya sebuah fabel di buku?" suara Duan Yuhuan tercekat saat dia bicara,
Xu Xian berkata, Xian Yantai benar-benar ada. Qingfeng, kamu belajar skill bela dirimu dibawah guru yang sama dengan Yang Mulia. Faktanya, sekter prajurit bayaranmu yang dipanggil dari Xi Hai. Ratusan tahun yang lalu, dia hanyalah seorang pelayan laki-laki menyapu lantai Xian Yantai"
Qingfeng tersita dengan ketidakpercayaan, menyebabkan tidak bisa berkata-kata untuk waktu yang lama.
Sedangkan, itu adalah Duan Yuhuan yang berseru dalam keterkejutan, "Ketua prajurit bayaran adalah orang yang agung dan sangat kuat dalam bela diri, sedangkan penemu sekte hanyalah pelayan laki-laki? Apakah Xian Yantai benar-benar memilikki kemampuan kuat seperti itu dalam melatih muridnya yang-"
"Berani membunuh yang abadi dan membunuh dewa", kata Xu Xi, tersenyum pahit, "Ratusan tahun yang lalu, ketika nenek moyang dari Xi Liang mewariskan gulungan besi untuk pertama kalinya. Jika satu hanya merasuki gulungan besi tanpa giok, gulungan itu tidak akan bisa mengeluarkan potensi terbesarnya"
Duan Yuhuan dan Qingfeng saling menatap, ekspresi mereka membingungkan.
Long Fei-li berkata pelan,"Nenek moyang Xian Yantai pernah diselamatkan oleh leluhurku. Menggunakan giok sebagai tanda, dia mengucap sumpah untuk membayar hutang nyawanya.
"Jenderal Besar Xi Liang membantu leluhurku menstabilkan dinasti Xi Liang. Ketika memberikan gulungan besi ini, dia hanya berkata: "Hati seorang Kaisar  adalah yang paling berubah-ubah dan tak terduga dari hati yang lain. Jika datang suatu hari ketika bahkan gulungan besi tidak dapat memberiku imunitas terhadap maut, lalu apa?" Sebagai respon, leluhurku juga memberikan giok ini pada Jenderal Besar, dan berjanji pada Xian Yantai bahwa seseorang memiliki kedua gulungan besi dan giok akan diberikan perlindungan dari Xian Yantai"
Qingfeng bergumam,"Jadi ternyata di balik gulungan besi, ada sejarah seperti itu"
"Yang Mulia, jika gulungan dan giok berada dalam kepemilikanmu, maka, ketika perang perang sipil pecah, orang yang dilindungi Xian Yantai adalah Anda!" kata Duan Yuhuan dalam gejolak.
"Senior!" Qingfeng mengatupkan rahangnyadan segera berlutut sebelum Long Fei-li. "Anda tidak bisa memberikan benda ini pada Xuanji"
"Yang kalah selalu yang salah. Sejarah ditulis oleh pemenang. Jika, akhirnya, aku dikalahkan, lalu aku akan mengakui takdirku dan mengakui kekuranganku" kata Long Fei-li, matanya menyipit. Setelah jeda beberapa saat, dia berkata dengan pelan, "Kamu bisa pergi"
Suara langkah kaki yang mantap bergema di keheningan. Hanya Xu XI tetap berada di pojok.
Matahari akan segera terbit.
Wajahnya (XJ) tenang; dia tidur dengan nyenyak.
Dengan lembut, Long Fei-li menciumnya, bibirnya menyapu dengan lembut wajahnya sembari mencoba tidak membangunkannya dari mimpinya.
Menteri Nian memilih untuk berkolusi dengan Xiongnu, membangunkan negara kami dan mengorbankan kehormatan kami- aku tidak bisa menjadi pengampun, kalau tidak aku tidak akan memilihnya.
Jadi, kamu bisa terus membenciku.
Jika, diakhir kekacauan ini, aku sukses, maka hidupku akan terjalin denganmu untuk selamanya, tidak pernah berpisah.
Jika, diakhir kekacauan ini, aku gagal-
Sebuah perjanjian, dibuat ratusan tahun yang lalu; di istana yang luas ini, ada seorang murid dari Xian Yantai.-lalu, kamu masih bisa memilikki hidupmu.
Bukankah dulu kamu bilang kalau kamu ingin kita mengunjungi padang gurun di pinggiran negara?
Selama kamu masih hidup, itu sudah cukup.
Dari saat kamu pertama memasuki istana, aku telah memberimu banyak hal. Gelang giok, mutiara yang sangat indah, batu berharga- semua yang kamu tidak pedulikan, meletakkan mereka di dalam kotak. Semakin banyak aku memberimu, semakin banyak kotak yang kamu kumpulkan.
Mereka telah memohon padaku untuk menyimpan giok dan gulungan untuk diriku.
Tapi sungguh, aku tidak mengerti. Di dunia ini, semua orang boleh mati, kecuali dirimu.
Siapapun kecuali dirimu.
Gulungan besi dan giok- mereka adalah benda terakhir yang kuberikan padamu.
Mereka tidak berbeda dari benda lainnya yang kuberikan padamu di masa lalu.
Hanya hadiah. (Only a gift)
Hanya hadiah. (Just a gift)
"Yang Mulia, matahari sudah terbit"
"Ya"
- end flashback-
<Previous chapter                             Home                        Next Chapter>






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dimohon saran dan kritiknya!